Foto Ilustrasi |
Batam, Rotasikepri.com - Kenaikan tarif yang dilakukan beberapa perusahaan pelayaran untuk jasa ocean freight atau metode pengiriman barang melalui kapal kargo ternyata juga sudah menarik perhatian Pemerintah Kota Batam, dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam.
Bahkan, Kadisperindag Kota Batam Gustian Riau saat dikonfirmasi mengatakan, telah menyiapkan beberapa upaya jika kondisi tersebut nantinya akan berdampak pada kenaikan harga kebutuhan bahan pokok (bapok).
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia atau Indonesian Logistics and Forwarders Association (Alfi/Ilfa) DPC Batam, Apin Maradonal, juga menyayangkan adanya kenaikan harga dari pihak perusahaan pelayaran tanpa ada pemberitahuan tersebut.
Senada dengan hal itu, Gustian juga mengaku sejauh ini belum mendapatkan surat atau pemberitahuan tentang kenaikan tarif pengangkutan logistik untuk transportasi laut.
"Kami belum mendapatkan surat ataupun pemberitahuan tentang kenaikan tarif logistik transportasi laut. Namun ini tetap perlu kami cari tahu agar nantinya tidak berdampak kepada masyarakat," tambahnya.
Sebagai langkah awal, pihaknya akan melaksanakan pertemuan dengan Alfi selaku asosiasi yang menaungi para pengusaha forwarding.
"Kita akan atur waktu melakukan pertemuan dengan Alfi untuk mengetahui situasi pastinya seperti apa. Namun untuk saat ini khusus untuk kebutuhan bapok tidak ada kenaikan," lanjut Gustian.
Ia menegaskan, jika nantinya hal ini berdampak pada kenaikan harga bahan pokok, pihaknya akan melakukan koordinasi ke pusat untuk mencari solusi.
"Kita upayakan kordinasi ke pusat," tutupnya.
Berita sebelumnya, Kebijakan yang dilakukan beberapa perusahaan pelayaran membuat resah para pengusaha terutama yang bergerak di bidang forwarding serta nantinya akan berdampak pada masyarakat luas di Kota Batam. Hal itu disebabkan terjadinya kenaikan harga ocean freight atau jasa kapal Rp 1 juta untuk kontainer 20 feet dan Rp 2 juta untuk kontainer 40 feet.
Kenaikan tersebut sudah mulai diberlakukan secara diam-diam tanpa adanya pemberitahuan resmi oleh tiga perusahaan pelayaran, yakni PT SPIL (Salam Pacific Indonesia Lines) dan PT Tanto Intim Line, dan PT Temas, sejak Senin kemarin (6/5/2024) untuk rute Jakarta-Batam, dan Medan Batam, begitu juga sebaliknya.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia atau Indonesian Logistics and Forwarders Association (Alfi/Ilfa) DPC Batam, Apin Maradonal, sangat menyayangkan hal ini. Ia merasa pihak pelayaran seakan tidak begitu menganggap kehadiran asosiasi yang mana di dalamnya terdapat para pengusaha forwarding yang jelas-jelas akan selalu berhubungan dengan perusahaan mereka.
Padahal, saya pribadi telah melakukan komunikasi dan memanggil para kepala cabang, baik dari PT Spil, Tanto dan temas, untuk konfirmasi terkait isu kenaikan, tapi mereka menjawab bahwa sama sekali tidak akan ada kenaikan.
"Tiga minggu yang lalu, Ketum DPP ALFI Bapak Akbar Djohan memerintahkan untuk memantau arus lalu lintas dan harga logistik di wilayah masing-masing terkait Perang iran israel apa ada dampaknya. Saya segera melaksanakan dengan langkah awal berjumpa dan audiensi Kadisperindag Batam, Bapak Gustian Riau. Sebab,
kita khawatir dampak jika adanya kenaikan tarif dari perusahan pelayaran akan sangat berdampak kepada iklim ekonomi di Batam," ungkap Apin, saat ditemui di kantornya, Tanjung Sengkuang, Sabtu (11/5/2024). (Red/r)
Posting Komentar