Sebagai Eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ,
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) memiliki
fungsi strategis dalam menyediakan dasar ilmiah dan sumber daya manusia
kompeten dalam implementasi tiga kebijakan dan program prioritas KKP di bawah
prinsip keseimbangan ekonomi dan ekologi yakni ekonomi biru.
Memasuki penghujung tahun 2021, KKP melalui BRSDM
menyelenggarakan Konferensi Pers Catatan Akhir Tahun 2021 dan Proyeksi Tahun
2022, pada 14 Desember 2021. Kegiatan ini terlaksana secara daring dan luring,
dengan menghadirkan Plt. Kepala BRSDM, Kusdiantoro; dengan didampingi para
pejabat Eselon II lingkup BRSDM, yakni Kepala Pusat Riset Kelautan, I Nyoman
Radiarta, Kepala Pusat Riset Perikanan, Yayan Hikmayani; Kepala Pusat
Pendidikan KP, Bambang Suprakto; Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP,
Lilly Aprilia Pregiwati; Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi KP (BBRSEKP),
Rudi Alek Wahyudin; dan Kepala Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan
Bioteknologi KP (BBRP2BKP), Hedi Indra Januar, serta dimoderatori oleh Asisten
Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, Doni Ismanto Darwin.
“BRSDM merupakan Eselon I KKP dengan jumlah pegawai
terbanyak, mencakup 40 persen dari seluruh pegawai KKP dengan 41 Unit Pelaksana
Teknis (UPT). Kami membidangi riset
kelautan, riset perikanan, riset pengolahan produk dan bioteknologi serta riset
sosial ekonomi KP, pendidikan serta pelatihan dan penyuluhan KP yang mendukung
terwujudnya program prioritas KKP yang digaungkan Menteri Sakti Wahyu
Trenggono,” ucap Kusdiantoro.
Lebih lanjut disampaikan, bahwa riset inovatif yang menjadi
fokus BRSDM turut terlaksana guna mendukung penguatan ketahanan ekonomi dan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Sedangkan penguatan SDM terlaksana sebagai modal
utama pembangunan nasional yang akan meningkatan produktivitas dan daya saing
nasional.
Di bawah Pusat Riset Kelautan, selama tahun 2021, BRSDM
telah melaksanakan serta menghasilkan beragam program inovasi dan
mendiseminasikannya kepada masyarakat. Dengan program unggulan berupa Inovasi
Penerapan Teknologi Adaptif Lokasi berupa Teknologi Pengolahan Garam Rekristal
Skala Rumah Tangga, untuk meningkatkan produktivitas industri garam masyarakat.
Terdapat pula riset Kajian Terintegrasi Penanggulangan Abrasi dan Banjir Rob
Pantura Jawa; pengembangan Kampung Perikanan berbasis 4.0; diseminasi hasil
riset Kajian Arkeologi Maritim Situs ‘Kapal Tenggelam’ yang bertujuan untuk pengelolaan
wisata bahari berkelanjutan dan penguatan narasi sejarah dan budaya maritim;
hingga Aplikasi Laut Nusantara, yang dimanfaatkan oleh lebih dari 57.000
nelayan yang tersebar di 75 desa nelayan, untuk melaksanakan kegiatan
penangkapan ikan dengan lebih baik.
“Untuk mengawal program prioritas KKP, salah satunya
penangkapan ikan terukur, BRSDM melalui
Pusriskel bersama dengan Eselon 1 KKP turut menggagas pembentukan data center
yang memberikan data hasil analisis sebagai
dasar kebijakan untuk seluruh Eselon I lingkup KKP, berupa data
oseanografi, budidaya laut, dan lainnya,” terang Kepala Pusriskel, I Nyoman
Radiarta.
Di bawah Pusat Riset Perikanan, selama tahun 2021, telah
menghasilkan 18 rekomendasi kebijakan hasil riset perikanan, 243 karya tulis
ilmiah riset perikanan yang dipublikasikan, 17 teknologi hasil riset perikanan,
hingga informasi stok sumber daya perikanan melalui riset stock assessment di
11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) dan 5
Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPPPUD).
“Sebanyak 31 produk hasil riset Pusat Riset Perikanan juga
telah diserahkan kepada Direktorat Jenderal Budidaya sebagai bentuk dukungan
terhadap program prioritas perikanan budidaya. Selain itu juga telah dilaksanakan
pendistribusi Calon Induk Varietas Unggul ke seluruh wilayah Indonesia, di
antaranya yakni 8.961 paket Lele Mutiara kepada 218 kabupaten/kota di 31
provinsi; 87.400 ekor Nila Srikandi untuk 36 kabupaten/kota di 15 provinsi;
16.378 Ikan Mas Mustika kepada 25 kabupaten/kota di 12 provinsi; 13.902 ekor
calon induk Udang Galah GI Macro II di 26 kabupaten/kota di 8 provinsi; serta
33.000 calon induk dan 1.115 indukan Patin Perkasa untuk 11 kabupaten/kota di 7
provinsi,” papar Kepala Pusriskan, Yayan Hikmayani.
Melalui BBRP2BKP,
pada tahun 2021, BRSDM telah mengembangkan produk turunan bioteknologi laut, di
antaranya berupa Bioplastik Rumput Laut Merah yang merupakan produk inovasi
plastik biodegradabel berbahan baku polimer alami lokal yang aman dan berdaya
saing. Produk inovasi lainnya yakni
Kapsul Nutraseutikal Minyak Ikan yang merupakan hasil samping dari pengolahan
ikan patin, yang dapat digunakan sebagai komposisi suplemen pangan. Inovasi lainnya adalah pengembangan metode
dan aplikasi untuk deteksi penyalahgunaan formaldehida yang kerap ditambahkan
sebagai bahan pengawet untuk ikan segar, sehingga pengawas perikanan maupun
inspektur mutu perikanan ke depan memiliki tools untuk dapat medeteksi
penyalahgunaan bahan pengawet berbahaya ini di produk perikanan segar.
Melalui BBRSEKP, BRSDM telah merilis Indeks Kesejahteraan
Masyarakat Kelautan dan Perikanan (IKMKP) tahun 2020 yang merupakan salah satu
Indikator Kinerja Utama (IKU) KKP. IKMKP
dikembangkan mengacu pada konsep IkraR (Indeks Kesejahteraan Rakyat)
berdasarkan dua dimensi yaitu dimensi sosial dan kelembagaan dan dimensi
ekonomi. Berdasarkan hasil analisis diperoleh IKMKP pada tahun 2020 naik
menjadi 58,31 persen dibandingkan pada tahun 2019 sebesar 57,66 persen. Merujuk
pada kategori indeks IkraR, maka nilai IKMKP pada tahun 2020 masuk dalam
kategori tinggi (>52).
Dalam menciptakan SDM kelautan dan perikanan yang kompeten,
KKP mendorong Pusat Pendidikan KP, untuk dapat meluluskan entrepreneur
produktif dan inovatif yang mampu menguasai pasar nasional hingga mancanegara.
Di mana pada tahun 2021, sebanyak 52, 56 persen lulusan satuan pendidikan KP
terserap di dunia kerja bidang KP; 55,2 persen anak pelaku utama diterima
sebagai peserta didik; dan 181 lulusan satuan pendidikan KP melakukan rintisan wirausaha
di bidang KP.
Sementara itu, dalam meningkatkan kapasitas dan keahlian
masyarakat, BRSDM melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP telah menyuluh
hampir 48.000 kelompok usaha, melatih 14.900 masyarakat KP dengan target
mencapai 15.000 masyarakat di akhir tahun 2021; tersebarnya 263 P2MKP di
seluruh wilayah Indonesia; melatih 5.580 aparatur KKP, hingga melaksanakan Mega
Pelatihan Masyarakat yang diikuti 10.660 peserta dari seluruh wilayah Indonesia
hingga meraih Rekor MURI dengan kategori Pelatihan Kelautan dan Perikanan
Secara Daring dengan Jumlah Peserta Terbanyak.
Di samping itu, saat ini Puslatluh KP tengah mengusulkan Paten atas
Hasil Kaji Terap Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tahun 2021.
Di tahun 2022, Riset Kelautan dan Perikanan berupa dukungan
dalam mewujudkan Blue Economy, dengan fokus riset pada Blue Carbon, Zonasi
Budidaya, Pemetaan Wilayah Pesisir, serta Mangrove dan Terumbu Karang. Dalam
hal pendidikan, BRSDM menargetkan penerimaan peserta didik sebanyak 8.535,
dengan komposisi penerimaan sebesar 55 persen berasal dari anak pelaku utama;
di bidang pelatihan dan penyuluhan, BRSDM menargetkan pelatihan untuk 25 ribu
masyarakat KP serta 41.000 kelompok yang akan disuluh.
“Riset inovatif akan mendukung penguatan ketahanan ekonomi
dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sedangkan SDM sebagai modal utama
pembangunan nasional akan meningkatkan produktivitas dan daya saing nasional.
Mari bersama wujudkan ekonomi biru, laut sehat, indonesia sejahtera,” tutup
Kusdiantoro.(RK)
Posting Komentar