"Memang masalahnya amat kompleks ketika misalnya kita
di BUMN itu kan namanya juga korporasi, posisi kita mendukung UMKM, artinya ada
pendanaan, ada infrastruktur, dan ada market. Kalau UMKM kita punya kekuatan
yang sudah terintegrasi, tapi kalau digital ini harus lebih lebar," ujar
Erick dalam peresmian gerakan Akselerasi Generasi Digital di Jakarta Convention
Center, Senayan, Jakarta, Rabu (15/12).
Erick menyebut BUMN tidak bisa berpikir secara sektoral
dalam peningkatan akselerasi digital, melainkan harus berkolaborasi dengan
banyak pihak, seperti Kemendikbud, Kemenkominfo, dan para pengusaha swasta
nasional. Erick meminta BUMN untuk lebih fokus dalam menyiapkan pendanaan bagi
para startup lokal, baik Soonicorn atau Unicorn.
"Di situ yang banyak, (Soonicorn) punya potensi tapi
kalau tidak didukung pendanaan dia bisa juga jadi tidak jadi berotensi.
Soonicorn ini tahap awal menuju Unicorn di mana jumlah Unicorn kita pun
sebenarnya belum maksimal, masih banyak potensi, prediksi kita 25 Unicorn masih
mungkin," ucap Erick.
Dalam implementasinya, Erick menegaskan tiga syarat bantuan
pendanaan hanya diberikan kepada startup yang didirikan orang Indonesia,
memiliki kantor di Indonesia, dan akan go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Sejak awal saya dalam posisi yang keras, jangan sampai
kita yang bangun tapi orang lain yang isi, sama saja bohong. Kita harus
proaktif. Ayo, mana superhero Insonesia,“ tantang Erick.
Erick optimistis MPF dan IDT akan menjadi ekosistem dalam
mendukung akselerasi digital Indonesia.
"Saya sangat optimistis apalagi mendapat dukungan
presiden. Bahkan presiden punya visi yang lebih besar lagi ketika kita bicara
korporasi, beliau sudah bicara e-government," kata Erick.(RK)
Posting Komentar