Ket foto : kaka korban Ana br Samosir menunjukkan foto semasa korban masih hidup |
Pematang Siantar,RotasiKepri.com -- Anak Buah Kapal (ABK) asal Kota Pematangsiantar, atas nama Rcky Ansyah Samosir, yang beralamat di Jalan Bombongan Raya Kelurahan Tambun Nabolon Kecamatan Siantar Martoba Kota Pematangsiantar, Propinsi Sumatera Utara yang rikabarkan meninggal sakit di kapal ikan Cina Taixiang 11, benar adanya.
Kaka korban, Ana Br Samosir ( 37) mengatakan, sampai saat ini jenazah almarhum belum dipulangkan dengan alasan banyak negara yang lagi melaksanakan lokdown, sehingga sulit untuk dipulangkan jadi jenazah korban terancam dilarungkan (dibuang) ke laut dan keluarga akan menerima kompensasi. Dan menurut keterangan, Kaka Korban Ana Br Samosir, saat ini pihak keluarganya tetap berharap untuk kepulangan jenazah korban kerumah duka.
"Kita sedang berharap dan berusaha supaya adik kami itu bisa secepatnya dipulangkan. karna adik kami ini belum disempurnakan secara ajaran Kristen dan adat Batak," ujarnya sedih.
Diceritakan Kaka korban, Ana Br Samosir, informasi kematian adiknya itu (korban) diterima keluarganya dari seseorang bernama Jhon Albert Situmeang yang merupakan Agen lewat hubungan telepon seluler, pada hari Selasa tanggal 29 Juni 2021, siang, sekira pukul 11.00 wib
"Dalam percakapan ditelpon, Jhon menyampaikan Ricky sudah meninggal dan permintaan Keluarga gimana. Lalu keluarga menjawab, keluarga meminta jenazah almarhum dipulangkan. Kemudian, Jhon kembali mengatakan akan mengusahakan dan nanti akan menghubungi keluarga korban," ucap Ana mengulang percakapan keluarganya dengan Jhon kepada wartawan, Senin (5/7/2021)
Kemudian, sambung Anak, selang 4 -5 jam..Jhon kembali menelepon keluarganya dan mengatakan bahwa jenazah tidak bisa dipulangkan dengan alasan banyak negara lagi lokdown.
Selanjutnya, Jhon kembali mengatakan bahwa jenazah korban mau di larungkan (dibuang kelaut) dan Jhon bertanya ke keluarga untuk minta kompensasi berapa. Jhon menawarkan kompensasi 150 juta kepada keluarga dan keluarga menolak konpensasi yang ditawarkan Jhon dan tetap berharap dan bertahan meminta agar jenazah dikembalikan dipulangkan.
Ana juga menjelaskan bahwa khabar korban meninggal dunia di informasikan karena sakit dan korban meninggal pada tanggal 28 Juni 2021. Dan keluarga dikhabarin tanggal 29 Juni 2021.
"Sipemberi khabar (Jhon) juga mengirimkan riwayat dan obat - obat yang di konsumsi saat korban sakit melalui Whatsapp (WA). Selain itu, keluwrga juga menerima surat dari Menteri Luar Negeri (Menlu), yang isi dalam surat itu, mengatakan bahwa jenazah sulit untuk di kembalikan (dipulangkan) dan keluarga akan mendapat kompensasi sebesar 25 ribu dollar jika dirupiahkan sebesar Rp 3.63.500.000. Tetap keluarga menolak dan tetap menginginkan jenazah korban agar dipulangkan ke kampung halaman
"Awal Keberangkatan korban melalui PT RCA di Tegal. Dan dari Tegal korban berangkat ke Singapura dan dari sinilah korban tidak ada khabar lagi," ucap Ana.
Sambil meneteskan air mata, dan terisak, Ana menceritakan Sifat korban selama hidup pendiam tidak banyak cakap, murah bergaul. Selama korban kerja di kapal sebagai ABK kapal ikan milik Cina baru trima gaji dua kali sebesar Rp 20 juta.
"Dari tegal korban berangkat ke Singapore, pada tanggal 12 Oktober 2019. Dan dari sinilah dia (korban) tidak ada khabar lagi. Kedua orang tua kami sudah meninggal. Bapak meninggal tahun 1997 dan ibu meninggal pada tanggal 22 Februari 2020. Keluarga sudah menanyakan keberadaan dan khabar korban melalui email milik perusahaan yang memberangkatkannya namun jawaban dari perusahaan korban tidak dapat dihubungi karena tidak ada sinyal dilaut. Ibunya meninggal karena memikirkan korban yang tida ada khabar sama sekali,'" jelas Ana sambil mengelap air mata dipipinya pakai tangannya.
"Saya adalah namboru kandung dari@Riki Samosir yang bekerja dikapal di bawah naungan PT Raja crew atlantik (RCA). Paraman (ponakan) saya mulai berangkat dari kota Pematangsiantar ke Tegal pada bulan 6 tahun 2019. Dia belajar selama kurang lebih 3 bulan untuk mendpat kan buku pelayaran nya agar bisa berangkat ke kapal ikan. pada tanggal 12 oktober 2019 , almarhum saya berangkat ke Singapura untuk menuju kapal tempat ia bekerja," tulis Namboru korban Rama Uli Br Samosir, di postingan facebook nya dikutip wartawan
"Paraman (Ponakan) saya bekerja di kapal TAIHONG 6 dengan kontrak kerja selama 2 tahun. Sejak tanggal 12 oktober 2019 tidak ada contact lagi dengan paraman saya karena menurut informasi yang di dapat, tidak ada jaringan di tengah laut. Selama + - dua tahun pula kami mencari tahu bagaimana cara nya agar kami dapat mendapat kabar dari paraman saya itu, saya juga sudah menghubungi pihak PT agar bisa mendapatkan sedikit kabar tentang paraman saya, berhbg orang tua nya sampai meninggal pun dia tdk bs di hbgi,"
Tapi pihak kapal mengungkapkan bahwa tidak ada jaringan dan tidak ada hasil kami dapatkan. Hingga pada tanggal 29 juni 2021 sekitar jam 11.00 siang tiba tiba ada yang menelepon kamj memberitahukan bahwa paraman sy ini telah meninggal dunia.dari info yang di berikan adik saya meninggal karna sakit ( kaki bengkak dan rasa nyeri, BAK susah ) kbr yg kami dpt pada tanggal 12 juni 2021 paraman kami sakit dan dipindahkan ke kapal TAIXIANG 11 untuk mendapat perawatan medis dan selama perjalanan pulang pada tanggal 28 pukul 02.12 PARAMAN saya sudah meninggal.
Dan kami memohon bantuan , saudara, teman,instansi yg berkopeten di dlm mslh kami ini, seluruh saudara yg telah melihat dan membaca postingan sy dapat membantu agar jenazah PARAMAN kami dapat di pulangkan ke indonesia. kami keluarga besar samosir memohon kpd terutama keluarga besar@ Raja sonang sedunia, agar memberikan hati utk membantu spy jenazah bisa di plg kan ke kota siantar agar pemerintah menolong kami ,kami mohon tolong bantu kami,.
Kami hanya ingin jenazah paraman kami di pulang kan kerumah duka,dikota pematangsiantar bukan uang dispensasi spt yg di tawarkan seseorang ( gk jelas oknum nya) asal klrga setuju di arungkan kelaut jenazah paraman kami ini 😭😭😭😭, smpai sy buat status ini tks kpd pemerintah (KEMENLU) yg sdh memberikan hati dan sdh menangani, juga ito@Tonny Pangaribuan, kami klrga sangat membutuhkan pertolongan 🙏🙏
Riwayat sakit korban yang diterima keluarga dari jhon
ABK Indonesia yang sakit RICKY ANSYAH SAMOSIR (PP No.C4715688) yang bekerja di TAIHONG 6 sebelumnya dikirim ke kapal kami oleh TAIXIANG 11 untuk dikirim kembali ke darat untuk perawatan medis pada 12 Juni.Posisi N 004°26` E 060°05`
Melalui observasi dan inkuiri, keadaan dasarnya adalah sebagai berikut: bengkak pada kedua kaki, nyeri saat ditekan, nyeri pada kedua kaki, tidak ada pembengkakan, tidak mampu berdiri, buang air kecil normal, beberapa inkontinensia pada tinja, bagian lain yang normal, sadar, tangan gemetar. Setelah boarding, pasien meminum obat anti inflamasi oral, Yunnan Baiyao, vitamin, dll setiap hari, dan memberikan injeksi obat anti inflamasi intramuskular setelah berkomunikasi dengan kantor pemilik dan kapal lain, tetapi efeknya tidak jelas.
Pada malam 21 Juni, pasien merasakan sakit di jantung dan mulai demam, demam mencapai 38,6 ° C, Kapten dengan cepat memberinya pil Suxiao Jiuxin dan tablet Fufang Danshen, dan rasa sakitnya hilang dengan cepat. Setelah itu , pasien mengalami demam tinggi berulang kali.
Minum obat antipiretik dan pendinginan dengan bantuan alkohol, suhu tubuh dapat kembali normal, tekanan darah tidak stabil. Ketika tekanan darah rendah, hanya 60/40, dan saluran pemulihan tekanan darah adalah 105/70 setelah minum obat. Bila ada demam nadi 150 kali/menit, nadi 110 kali/menit bila suhu normal, bengkak kedua kaki berangsur-angsur bertambah, kaki terasa nyeri, dada terasa nyeri, kemudian feses terasa nyeri, fesesnya mengompol, dan nyeri bertambah saat demam tinggi. Belakangan ini, pasien meminum obat anti inflamasi, pil Suxiao Jiuxin, tablet Fufang Danshen, Butiran Wenxin, dll. Dua hari yang lalu, pasien diberikan infus meneteskan obat anti inflamasi, namun efeknya masih belum terlihat.
Tanggal 28 Juni Selama perjalanan dengan kapal kami, pasien mengatakan ingin buang air kecil pada jam 1 pagi (waktu setempat). Dua awak kapal pendamping Indonesia membantunya untuk buang air kecil, tetapi dia tidak buang air kecil. Tiba-tiba dia sesak nafas. Dua anggota kru yang menyertainya segera memberinya pil Suxiao Jiuxin dan melaporkannya kepada kapten.
Kapten menemukan bahwa napasnya lemah dan pupil matanya melebar. Dia juga meminum lima pil Suxiao Jiuxin dan satu nitrogliserin. Pada saat ini, tekanan darah tidak dapat diukur, dan ada denyut nadi lemah di arteri karotis. Kapten segera melakukan resusitasi kompresi dada. Pukul 01:18, tekanan darah dan nadi tidak bisa diukur. Setelah diselamatkan oleh banyak orang secara bergantian, masih tidak ada tekanan darah, denyut nadi, detak jantung atau tanda-tanda resusitasi. Pukul 02.12 waktu setempat, dikonfirmasi oleh kapten, chief officer dan empat awak WNI, pasien meninggal.
(RK - taman)
Posting Komentar