ket foto : kegiatan penimbunan air laut dan hutan bakau |
Bintan,RotasiKepri.com -- Ibarat ayam bertelur di lumbung padi, tapi mati kelaparan. Pepatah inilah yang pantas di sandang oleh masyarakat nelayan Galang Batang desa Gunung Kijang. Masyarakat didesa ini khususnya masyarakat nelayan, yang sehari hari nya bergantung hidup di laut dengan hasil yang dapat memenuhi kebutuhan mereka setiap hari nya saat ini tidak bisa lagi bergantung pada hasil laut.
Sejak kehadiran perusahaan raksasa di Galang Batang,
air laut tampak bukan lagi biru, melainkan sudah seperti air
lumpur, dimana - mana keruh akibat pencemaran dari timbunan yang diduga
dilakukan PT.BAI setiap hari.
Menurut informasi
yang didapat awak media RotasiKepri.com dilokasi dari salah seorang nelayan
di Galang Batang yang bergelar Pak Keling, laut yang ditimbun saat ini sudah
cukup luas, tidak tahu berapa luas laut dan hutan bakau di Galang Batang sudah di timbun, kalau di hitung - hitung mungkin sudah puluhan
hektar bahkan sudah ditimbun, bahkan
mungkin sudah ratusan hektar .
“ Saya tidak tahu
berapa luas laut dan bakau yang sudah ditimbun, bisa saja sudah puluhan
hektar, atau bahkan mungkin sudah sampai ratusan hektar pak”, ucap Pak Keling.
Pak Keling
menambahkan,” bagaimana nasip anak cucu
kami kedepan, sekarang saja kita sudah
susah mau mencari ikan, karena air laut sana sini keroh, yang dulu pantainya bersih, coba bapak lihat sekarang sepanjang
pantai, sudah berwarna coklat, semua penuh
dengan " anyau" alias lumpur darat”.
Saat awak media
ingin menggali informasi lebih lanjut kepada pihak perusahaan, awak media tidak
berhasil mendapatkan informasi apa - apa dari para pekerja , karena para pekerja
yang ditemui dilapangan tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia,
diduga yang bekerja dilokasi adalah pekerja asing.
Secara terpisah, saat awak media meneemui kepala imigrasi Tanjung Pinang Irwanto di ruang kerjanya, terkait dugaan keberadaan TKA yang bekerja dilokasi penimbunan yang diduga banyak yang illegal ( anpa dokumen yang sah), secara tegas Irwanto membantah dugaan tersebut. Irwanto mengatakan, bahwa informasi itu tidak benar, tidak ada yang tidak sah, semua nama dan identitasnya ada, karena kami cek semuanya.
“ Tidak ada
yang tidak sah mas, semua ada nama dan identitasnya, kita cek kok semuanya “,
ucap Irwanto dengan tegas.
Pak Keling
sebagai masyarakat kecil mengharapkan, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah memberikan perhatian khusus
dengan keberadaan PT. BAI yang beroperasi di wilayah Galang Batang ini, karena masyarakat kecil, khususnya nelayan, sangat merasa dirugikan dari dampak limbah perusahaan tersebut.
Saat awak media RotasiKepri.com ingin melakukan konfirmasi kepada kepala dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Bintan, ternyata yang bersangkutan tidak
ditempat, awak media belum mendapatkan konfirmasi dari dinas terkait sampai berita
ini diturunkan. ( berita bersambung )
(IER)
Posting Komentar